Pada suatu hari, datanglah seorang
peramal kepada raja mengatakan bahwa air laut yang biasa melanda kerajaan
tersebutterjadi karena di dalam laut terdapat penguasa laut yang sedang
kelaparan. Dan akan berhenti mengamuk jika diberi makanan. Maka, pada saat itu
juga. Raja mengumpulkan rakhyatnya dan membuat dan membuat peraturan baru. Isi
peratutan itu adalah “setiap tahun rakhyat harus mengumpulka n sedikit dari
hasil paen mereka dan akan dipersembahkan sebagai makanan untuk penguasa laut”.
Hasil-hasil panen itu akan diangkut oleh sebuah kapal besar dan akan dibuang di
tempat penguasa laut itu muncul.
Maka, tiba saatnya untuk
mengumpulkan hasil panen. Rahyat berbondong-bondong dating untuk membawa
hasil-hasil panen mereka. Hasil-hasil panen itu di angkut oleh sebuah kapal
besar. Beberapa pengawal ditugaskan untuk mengantarkannya. Tak ketinggalan pula
peramal itu ikut serta.
Ketika kapal itu sampai di tengah
laut, maka datanglah badai disertai ombak yang sangat besar. Ditengah amukan badai
dan ombak itu, muncul seekor naga yang sangat besar dan sangat menyeramkan.
Menurut petunjuk yang diberikan oleh peramal, naga itulah penguasa laut yang
kelaparan. Naga itu sangat besar dengan warna merah berkilauan.
Dengan perasaan takut, para pengawal
membuang satu persatu makanan penguasa laut tersebut. Dan dengan lahapya pula,
naga itu memakan makanan yang dibuang untuknya.
Setelah merasa kenyangnaga kembali
ketempatnya, dan meneruskn tidurnya. Dan dengan segera juga para pengawal
istana memutar perahunya untuk kembali ke istana. Di istana, mereka di sambut
dengan baik. Dan raja mengadakan pesta besar-besaran untuk memperingati jasa
para pahlawan tersebut.
Ketika sedang asyik menikmati
hidangan makanan, peramal menceritakan peristiwa yang terjadi. Ia juga memperingatkan
agara selalu waspada, karena naga itu akan bangun jika sedang lapar dan akan
kembali mengamuk jika tidak di beri makanan. Raja sangat berterimakasih atas
pertolongan dan peringatan tersebut.
Tahun berganti tahun dan naga
penguasa laut itu akan selalu bangun sekali setahun. Tapi tak menentu waktunya.
Maka rahkyat harus selalu mengorbankan
hasil panen mereka.
Di lain pihak, Pangeran Kusoma bertumbuh semakin besar dan
menjadi pangeran yang gagah dan baik hati. Ia lalu dicalonkan oleh ayahnya raja
Wiyaka sebagai Putra Mahkota kerajaan. Hal itu tidak membuat Pangeran Kusoma
menjadi sombong.
Pada suatu hari, raja Wiyaka
diserang penyakit yang parah. Iapun berniat untuk turun tahta, dan akan segera
menobatkan Pangeran Kusoma sebagai penganti dirinya.
Beberapa bulan setelah menobatkan
Pangeran Kusoma sebagai raja, Raja Wiyaka meninggal dunia. Rasa duka selalu
menyelimuti hati raja Kusoma.
Walaupun begitu, ia selalu
memperhatikan rakhyatnya. Ia menjadi raja yang adil dan bijaksana. Raja Kusoma jua
masih menjalankan tradisi ayahnya untuk member makan naga penguasa laut.
Setelah beberapa tahun menjadi raja, Kusoma berpikir untuk memusnahkan naga
penguasa laut. Karena dengan adanya naga
itu, rakhyat tidak bisa hidup tenang menikmati hasil panennya.
Tapi sebelumnya, raja berpikir untuk
mencari taktik yang cocok untuk membunuh naga tersebut. Lama berpikir, tak
satupun cara yang didapatkan yang bisa membunuh naga tersebut.
Hingga pada suatu hari, peramal yang
dahulu mendatangi ayahnya. Datang kembali menghadapa raja Kusoma.ia
memberitahukan bahwa naga penguasa laut hanya bisa dikalahkan oleh sebuah
pedang yang ada dalam sebuah gua. Tapi gua itu dijaga oleh seorang raksasa
jahat.
Dengan segera raja Kusoma
memerintahkanya pengawalnya untuk bersiap-siap mengambil pedang tersebut.
Setelah berhari-hari, akhirnya mereka sampai di gua tersebut. Dan setelah mengalahkan
raksasa penjaga, raja segera mengambil pedang sakti itu dan membawanya pulang.
Setelah saatnya untuk member makanan
raja penguasa laut, raja menyiapkan pedangnya dan ikut serta mengantarkan makanan penguasa laut tersebut .
Setelah lama berlayar, akhirnya
mereka sampai di tempat naga tersebut. Di sana naga itu sudah menuggu. Karena
sangat laparnya, ia segera melahap semua makana yang diberikan kepadanya.
Ketika naga itu sedang asyik
menikmati makananya, dengan segera raja Kusoma mencabut dan menusukkan pedang
sakti di atas kepala naga penguasa laut tersebut. Saat itu juga naga itu
langsung terjatuh. Darahnya bercampur dengan air laut. Dan sisiknya berubah
menjadi emas dan berserakan di laut. Raja sangat senang melihat kejadian itu.
Sepulangnya ke istana ia mengadakan pesta besar-besarn seperti yang dilakukan
ayahnya dulu memperingati jasa para pemberani.
Mulai saat itu, di bawa dibawa
pemerintahan raja Kusoma yang adil dan bijaksana rahyat hidup tenteram. Dan
mulai saat itu juga para nelayan kadang menemukan emas saat memancing ikan.
Emas-emas itu berasal dari sisk naga yanf dahulu dikalahkan oleh Raja Kusuma.
-selesai-
Karya
: Ayu Anggraine Mulia Toding
Tidak ada komentar:
Posting Komentar