Kamis, 15 Mei 2014

Dongeng “Kisah Putri Yu-an”


Pada zaman dahulu kala, di dalam sebuah hutan yang dinamakan hutan Ta’pan Kila’, hiduplah seorang anak perempuan yang bernama Yu-an. Karena hutan Ta’pan Kila’ merupakan hutan yang sangat lebat, maka tak seorangpun tinggal di daerah ini, kecuali Yu-an. Meskipun begitu, Yu-an tidak pernah merasa kesepian. Karena di dalam hutan ini, ia mempunyai banyak teman-teman hewan yang akan selalu menemaninya. Yu-an adalah gadis yang cantik jelita dan baik hati.
Setiap hari Yu-an bekerja di ladang. Dan jika punya waktu luang, ia biasanya mengunakan waktu luang tersebut untuk menenun. Karena Yu-an menenun dengan sepenuh hati, hasil tenunan Yu-an sangatlah inda. Bukan hanya hasil tenunannya, tetapi hasil-hasil ladangnya jua sangat memuaskan. Dalam berladang Yu-an di bantu oleh hewan-hewan hutan. Bahkan kadang saat panen Yu-an mengundang hewan-hewan hutan untuk berpesta bersamanya.
Suatu hari Yu-an berpikir tentang orang tuanya. Didalam hatinya bertanya-tanya “ siapakah orang tuaku? Dan di manakah mereka sekarang?”. Semakin hari, pertanyaannya itiu membuatnya semakin  gelisah. Karena tak kuat menahannya sendiri, Yu-an menceritakannya kepada teman-temannya. Mendengar cerita Yu-an hewan-hewanhutan teringat akan sebuah peristiwa kedatangan Yu-an kedalam hutan itu.
Mewakili teman-teman yang lain, seekor kera menceritakan kejadian yang terjadi “bertahun-tahun yang lalu, terjadi hujan yang amat deras. Kilatmenyambar di sana-sini. Tiba-tiba dari atas langit muncul seorang penyihir yang mengendong seorang bayi. Penyihir itu masuk ke hutan Ta’pan Kila’ dan meninggalkan bayi yang menangis itu sendirian di dalam hutan. Karena suara bayi itu sangat keras, seemua inatangpun keluar dari tempat berteduhnya. Di sana mereka melihat seorang bayi yang menangis. Karena merasa kasian, binatang-binatang  membuatkan sebuah gubuk untuk bayi tersebut. Dan dengan penuh kasih saying membesarkan bayi itu bersama-sama.
Pada suatu hari, hewan-hewan sadar bahwa bayi yang mereka rawat selama ini bukan bayi biasa. Karena dilenganannya bergambar sebuah mahkota yang sangat indah. Dari gamar itu dapat dilihat bahwa bayi itu adalah bayi raja. Mendengar cerita-cerita temannya,Yu-an merasa ada semangat baru yang lahir dalam dirinya. Bahkan Yu-an memutuskan untuk pergi mengembara beberapa waktu untuk mencari orang tuanya.
Meskipun teman-teman Yu-an tidak setuju atas keputusan yang diambil temannya itu dan berusaha untuk melarangnya, tapi mereka tak dapat berbuat apa-apa karena keputusan Yu-an sudah bulat.
Saat itu juga, Yu-an segera kembali ke gubuknya untuk bersiap-siap. Ia menyediakan segala sesuatu yang akan ia bawa. Termasuk hasil-hasil tenunannya selama ini. Keesokan harinya Yu-an berangkat mengembara. Hewan-hewan hutan mengantarkannya keluar dari hutan Ta’pan Kila’. Walaupun merasa sangat sedih harus berpisah dengan teman-temannya, tapi bagaimanapun juga ia harus pergi mencari orang tuanya.
Yu-an terus berjalan ke arah Selatan, hingga suatu hari ia menemukan sebuah desa. Yu-an memutuskan untuk menetap sementara waktu di sana. Dan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Yu-an menjual hasil kain tenunannya  yang selama ini di tenun di Ta’pan Kila’. Karena kainnya bagus, jualan Yu-an selalu laku dengan harga yang tinggi.
Kain tenunan Yu-an sangat terkenal keindahannya. Sampai suatu saat berita itu sampai ke telinga pangeran Sa’san. Pangeran Sa’san adalah seorang pemuda yang gagah anak dari raja yang berkuasa di tempat Yu-an n menetap. Karena penasaran akan berita yang di dengarnya, pangeran Sa’san memutuskan untuk membeli kain yang terkenal keindahannya itu.
Tapi, apa yang terjadi? Pangeran Sa’san yang  tadinya tertarik akan keindahan kain itu, berubah pikiran setelah melihat Yu-an yang cantik jelita. Ia jatuh cinta ke pada Yu-an. Di lain pihak orang tua Yu-an sangat cemasmemikirkan anaknya yang telah lama hilang. Ternyata orang tua Yu-an dalah raja dan ratu dari Khayangan. Dan penyihir  yang membawa Yu-an ke dalam hutan Ta’pan Kila’ adalah oran gyang menculik Yu-an dari orang tuanya. Penyihir itu meninggalkan Yu-an di dalam hutan Ta’pan Kila’karena penyihir itu takut akankilat yang sewaktu itu menyambar di sana-sini.
Orang tua Yu-an turun ke bumi. Mereka menyamar menjadi manusia biasa ketika mereka mencari Yu-an. Pada suatu hari mereka mendengar berita keindahan tenunan seorang gadis yang itda lain dalah Yu-an anak mereka sendiri. Mereka kemudian berpikir untuk membeli kain tersebut sebagai oleh-oleh untuk di bawa ke Khayangan.
Ketika raja dan ratu Khayangan membeli kain tersebut, mereka melihat sebuah gambar mahkota di lengan kanan Yu-an. Mereka yakin bahwa Yu-an adalah anak mereka yang telah mereka cari selama ini. Tapi raja dan ratu Khayangan belum memberitahu hal itu kepada Yu-an. Mereka ingin mencari waktu yang tepat untuk mengatakan semua itu.
Karena sudah mengetahui siapa anaknya dan di mana anaknya berada, raja dan ratu kembali ke Khayangan. Mereka mengawasi dan menjaga Yu-an dari Khayangan.
Di bumi Yu-an semakin berlimpah hartanya. Harta-harta Yu-an itu tidak lain berasal dari hasil penjualan tenunannya selama ini. Selama berjualan tenunan, Yu-an telah jatuh hati keapda seorang pelanggan setianya. Seorang pemuda gagah berani yang ternyata juga punya rasa terhadap Yu-an. Orang itu tidak lain adalah pangeran sa’san yang jatuh hati kepada Yu-an sejak pertama kali melihatnya.
Melihat hal itu orang tua Yu-an menjadi kaget  karena peraturan dari Khayangan tidak memperbolehkan keturunan Khayangan berhubungan apalagi sampai jatuh cinta denga manusia bumi. Mereka pun memutuskan untuk segera membawa kembali Yu-an ke Khayangan.
Yu-an sangat senang, ia bisa bertemu kembali dengan orang tuanya tanpa harus bersusah payah mencari mereka. Tapi, di lain pihak ia menjadi sedih setelah mendengar cerita dan penjelasan dari orang tuanya bahwa Yu-an tidak bisa berhubungan dengan Pangeran Sa’san.
Mengetahui kesedihan anaknya yang masih berat untuk berpisah dengan pangeran sa’san, raja dan ratu bersepakat untuk member kesempatan Yu-an tinggal beberapa hari lagi di bumi. Kesempatan itu digunakan Yu-an untuk memberikan salam perpisahan keapda pangeran Sa’san dan juga tak lupa mereka saling menukarkan barang kenangan masing-masing. Derai air mata tak dapat di bendung lagi ketika Yu-an dan Sa’san menegetahui mereka tak dapat bersatu dan akan berpisah. Tapi, mereka tak dapat berbuat apa-apa dan hanya dapat menerima kenyataan bahwa mereka tidak ditakdirkan untuk bisa hidup bersama.
Beberapa hari kemudian, Yu-an dijemput oleh ayah dan ibunya. Dan pada akhirnya Yu-an pun kembali ke Khanyangan hidup bahagia bersama dengan kedua orang tuanya.
Mulai saat itu, Pangeran Sa’san hidup sendiri di bumi. Ia tidak pernah tertarik lagi dengan gadis atau perempuan manapun yang dijodohkan orang tuanya untuknya. Hatinya masih hanya untuk Puteri Yu-an tercinta. Kemanapun pangeran Sa’san pergi ia selalu membawa barang peninggalan Yu-an yang di berikan kepadanya. Konon katanya, barang pemberian puteri Yu-an itu masih ada sampai sekarang. Tapi, tak seorangpun tau ada di mana. Hanya pangeran Sa’san yang atahu di mana ia menyembunyikan barang peniggalan puteri Yu-an itu. Bahkan sampai saat ini.

Karya: Ayu Anggraine Mulia Toding

Tidak ada komentar:

Posting Komentar